Rabu, 10 Desember 2014

CONTOH KASUS FRAUD ACCOUNTING PERUSAHAAN MULTILATERAL DI LUAR NEGERI

Diposting oleh My Blog di 9:11:00 PM

Contoh Kasus : Skandal Satyam mengguncang dunia


Pada Maret 2008, Satyam melaporkan kenaikan revenue sebesar 46,3 persen menjadi 2,1 milyar dolar AS. Di Oktober 2008, Satyam mengatakan bahwa revenue-nya akan meningkat sebesar 19-21 persen menjadi 2,55-2,59 milyar dolar pada bulan Maret 2009. Melihat semua reputasinya, pantas saja jika Satyam dinobatkan menjadi raksasa IT terbesar keempat di India. Satyam didirikan dan dipimpin oleh Ramalinga Raju, lulusan MBA Ohio University dan alumnus Harvard University. Ramalinga Raju mendapatkan berbagai penghargaan di antaranya Ernst & Young Entrepreneur of the Year for Services (tahun 1999), Dataquest IT Man of the Year (2000), dan CNBC’s Asian Business Leader – Corporate Citizen of the Year award (2002). Pada 2004, jumlah kekayaan Ramalinga Raju mencapai 495 juta dolar.

Sungguh ironis, pada 7 Januari 2009, Ramalinga Raju tiba-tiba mengatakan bahwa sekitar 1,04 milyar dolar saldo kas & bank Satyam adalah palsu (jumlah itu setara dengan 94% nilai kas & bank Satyam di akhir September 2008). Dalam suratnya yang dikirimkan ke jajaran direksi Satyam, Ramalinga Raju juga mengakui bahwa dia memalsukan nilai pendapatan bunga diterima di muka(accrued interest), mencatat kewajiban lebih rendah dari yang seharusnya(understated liability) dan menggelembungkan nilai piutang (overstated debtors). Pada awalnya, Satyam fraud dilakukan dengan menggelembungkan nilai keuntungan perusahaan. Setelah dilakukan selama beberapa tahun, selisih antara keuntungan yang sebenarnya dan yang dilaporkan dalam laporan keuangan semakin lama semakin besar.
Pada 14 Januari 2009, auditor Satyam selama 8 tahun terakhir – Price Waterhouse India mengumumkan bahwa laporan auditnya berpotensi tidak akurat dan tidak reliable karena dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari manajemen Satyam. Institusi akuntan di India ICAI, meminta PwC memberikan jawaban resmi dalam 21 hari terkait skandal Satyam.
Ini bukan pertama kalinya PwC tersangkut masalah di India. Pada 2005, The Reserve Bank of India melarang PwC untuk mengaudit bank selama 8 tahun karena melakukan audit yang tidak memadai atas non-performing asset dari Global Trust Bank. PwC menghadapi investigasi terkait kegagalannya mengidentifikasi fraud senilai 21 juta euro di divisi air mineral grup perusahaan Greencore.

Menyusul skandal fraud dalam laporan keuangan Satyam, pada 10 Januari 2009 harga saham Satyam jatuh menjadi 11,5 rupees, atau hanya senilai 2% dari harga saham tertingginya di tahun 2008 sebesar 544 rupees. Satyam adalah pemenang penghargaan the coveted Golden Peacock Award for Corporate Governance under Risk Management and Compliance Issues di tahun 2008. Gelar itu kemudian dicabut sehubungan dengan skandal fraud yang dihadapinya. Adapun Raju dan saudaranya, B. Rama Raju, yang juga terkait Satyam fraud, kemudian ditahan dengan tuduhan melakukan konspirasi kriminal, penipuan, pemalsuan dokumen, dan menghadapi ancaman hukuman 10 tahun penjara. Belajar dari sejarah kejayaan dan kejatuhan Satyam, lebih ironis lagi ketika mengetahui bahwa kata Satyam berasal dari bahasa Sanskirt yaitu ‘Satya’, yang artinya kejujuran.
Analisis : Kasus ini bagi India menyerupai kasus Enron di AS. Masalah ini tidak akan terhenti di Satyam, akan ada lebih banyak perusahaan yang akan mengalami seperti ini. Ada kemungkinan besar investasi di India akan terpengaruh. Kasus ini juga merupakan contoh absennya good corporate governance dan gagal terdeteksi oleh auditor dan regulator,  jika tidak menerapkan GCG  akan menanggung resiko financial yang mungkin sangat besar. Salah satu software yang paling banyak digunakan untuk mendeteksi fraud adalah ACL.

Sumber :
http://mukhsonrofi.wordpress.com/2009/02/09/skandal-satyam-mengguncang-dunia/
http://dickyragkick.blogspot.com/2012/10/ketika-ethics-dan-good-corporate.html

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review