Contoh
Kasus : Skandal Satyam mengguncang dunia
Pada Maret
2008, Satyam melaporkan kenaikan revenue sebesar 46,3 persen menjadi 2,1 milyar
dolar AS. Di Oktober 2008, Satyam mengatakan bahwa revenue-nya akan meningkat
sebesar 19-21 persen menjadi 2,55-2,59 milyar dolar pada bulan Maret 2009. Melihat
semua reputasinya, pantas saja jika Satyam dinobatkan menjadi raksasa IT
terbesar keempat di India. Satyam didirikan
dan dipimpin oleh Ramalinga Raju, lulusan MBA Ohio University dan alumnus
Harvard University. Ramalinga Raju mendapatkan berbagai penghargaan di
antaranya Ernst & Young Entrepreneur of the Year for Services (tahun 1999),
Dataquest IT Man of the Year (2000), dan CNBC’s Asian Business Leader –
Corporate Citizen of the Year award (2002). Pada 2004, jumlah kekayaan
Ramalinga Raju mencapai 495 juta dolar.
Sungguh
ironis, pada 7 Januari 2009, Ramalinga Raju tiba-tiba mengatakan bahwa sekitar
1,04 milyar dolar saldo kas & bank Satyam adalah palsu (jumlah itu setara
dengan 94% nilai kas & bank Satyam di akhir September 2008). Dalam suratnya
yang dikirimkan ke jajaran direksi Satyam, Ramalinga Raju juga mengakui bahwa
dia memalsukan nilai pendapatan bunga diterima di muka(accrued
interest), mencatat kewajiban lebih rendah dari yang seharusnya(understated
liability) dan
menggelembungkan nilai piutang (overstated
debtors). Pada awalnya, Satyam fraud dilakukan dengan
menggelembungkan nilai keuntungan perusahaan. Setelah dilakukan selama beberapa
tahun, selisih antara keuntungan yang sebenarnya dan yang dilaporkan dalam
laporan keuangan semakin lama semakin besar.
Pada 14 Januari 2009, auditor Satyam selama 8 tahun terakhir –
Price Waterhouse India mengumumkan bahwa laporan auditnya berpotensi tidak
akurat dan tidak reliable karena dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh
dari manajemen Satyam. Institusi akuntan di India ICAI, meminta PwC memberikan jawaban resmi dalam 21
hari terkait skandal Satyam.
Ini bukan pertama kalinya PwC tersangkut masalah di India. Pada
2005, The Reserve Bank of India melarang PwC untuk mengaudit bank selama 8
tahun karena melakukan audit yang tidak memadai atas non-performing
asset dari Global
Trust Bank. PwC menghadapi investigasi terkait kegagalannya mengidentifikasi
fraud senilai 21 juta euro di divisi air mineral grup perusahaan Greencore.
Menyusul
skandal fraud dalam laporan keuangan Satyam, pada 10 Januari 2009 harga saham
Satyam jatuh menjadi 11,5 rupees, atau hanya senilai 2% dari harga saham
tertingginya di tahun 2008 sebesar 544 rupees. Satyam adalah pemenang
penghargaan the coveted Golden Peacock Award for Corporate Governance under
Risk Management and Compliance Issues di tahun 2008. Gelar itu kemudian dicabut
sehubungan dengan skandal fraud yang dihadapinya. Adapun Raju dan saudaranya,
B. Rama Raju, yang juga terkait Satyam fraud, kemudian ditahan dengan tuduhan
melakukan konspirasi kriminal, penipuan, pemalsuan dokumen, dan menghadapi
ancaman hukuman 10 tahun penjara. Belajar dari sejarah kejayaan dan kejatuhan
Satyam, lebih ironis lagi ketika mengetahui bahwa kata Satyam berasal dari
bahasa Sanskirt yaitu ‘Satya’, yang artinya kejujuran.
Analisis
: Kasus ini bagi India menyerupai kasus Enron di
AS. Masalah ini tidak akan terhenti di Satyam, akan ada lebih banyak perusahaan
yang akan mengalami seperti ini. Ada kemungkinan besar investasi di India akan
terpengaruh. Kasus ini juga merupakan contoh absennya good corporate
governance dan gagal terdeteksi oleh auditor dan regulator, jika tidak menerapkan GCG akan
menanggung resiko financial yang mungkin sangat besar. Salah satu software yang paling banyak digunakan untuk
mendeteksi fraud adalah ACL.
Sumber
:
http://mukhsonrofi.wordpress.com/2009/02/09/skandal-satyam-mengguncang-dunia/
http://dickyragkick.blogspot.com/2012/10/ketika-ethics-dan-good-corporate.html
0 komentar:
Posting Komentar